Connect With Us

Thursday, March 10, 2016

INILAH BAHAN TRADISIONAL YANG AMPUH MENYEMBUHKAN PENYAKIT MAAG

INILAH BAHAN TRADISIONAL YANG AMPUH MENYEMBUHKAN PENYAKIT MAAG



Sakit maag, yang dalam dunia medis dikenal dengan istilah gastritis atau dyspepsia adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Penyakit maag ini tidak mengenal usia, rata-rata penderita berusia di antara 10 hingga 50 tanun. Maag menyerang pada bagian lambung yang terdapat enzim-enzim pencernaan seperti pepsin, asam lambung, serta mukosa untuk melindungi dinding lambung. Pada penderita maag, produksi asam lambung yang terlalu berlebihan dan ditambah dengan sedikitnya makanan yang diproses dapat membuat asam mengikis dinding lambung.

Gejala penyakit maag bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Gejala ringan yang umum dialami adalah rasa perih atau terbakar di ulu hati, mual, cepat merasa kenyang, dan perut terasa penuh atau kembung. Sedangkan yang paling berat gejalanya bisa berupa pendarahan yang ditandai oleh muntah darah atau muntah hitam seperti kopi. Tidak hanya itu buang air besarnya pun bisa cair dan berwarna hitam seperti aspal. Ada beberapa hal yang dapat memperparah kondisi maag seseorang, di antaranya apabila makan makanan yang terlalu pedas atau asam, memiliki waktu makan yang tidak teratur, kualitas makanan yang kurang baik, dan konsumsi obat antiradang (obat rematik) yang berlebihan.

Bahan Alami. Penyakit maag tentu tidak boleh diabaikan begitu saja, Jika tidak segera disembuhkan, maag yang disebabkan infeksi bakteri Helicobacter Pylorii dapat menyebabkan pendarahan atau bahkan kanker lambung. Dijelaskan olen dr. Zizi Tamara, M.Si, herbalis, ada beberapa alternatif tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat maag, di antaranya pegagan, lidah buaya, temulawak, dan jahe.

1. Pegagan
Tanaman yang memiliki nama latin Centella asiatica (L.) Urban ini dapat berkhasiat sebagai anti infeksi, peluruh kencing batu atau diuretik ringan, mempercepat penyembuhan luka dan melebarkan pembuluh darah tepi. Selain itu pegagan juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi tukak lambung. Pegagan mengandung asam triterpen, asam madekasat, asam terminolat, madekasosida, indosentelosida, brahmosida, brahminosida, tankunisida, isotankunisida, kuersetin, kaempferol, dan stigmasterol.

Cara mengolah pegagan cukup mudah. Cuci sebanyak 30-60 gr pegagan, lalu rebus dengan menggunakan 3 gelas air hingga tersisa menjadi satu gelas. Cara lain bisa dengan menggiling daun pegagan hingga halus kemudian seduh bubuk tersebut dengan air hangat. Setelah dingin dapat disaring atau bisa diminum sekaligus. Ibu hamil dan anak-anak sebaiknya tidak minum ramuan ini. Penggunaan ekstrak pegagan dalam dosis besar dapat memberikan efek mengantuk.

2. Lidah Buaya
Lidah buaya biasa dikenal orang sebagai tanaman hias atau penyubur rambut, ternyata juga bisa bermanfaat untuk menyembuhkan maag. Tanaman yang memiliki nama latin Aloe Vera dapat menghilangkan panas hati, merelaksasi usus besar agar bisa buang air besar, anti radang, peluruh haid, dan parastisida. Kandungan utama dalam lidah buaya dikenal sebagai barbaloin (15-40%). Kandungan lainnya yaitu polisakarida dapat bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi reaksi peradangan.

Cara membuat ramuan untuk mengobati sakit maag, dengan mengambil gel segar dari 1/2 lembar daun lidah buaya. Gel tersebut dapat diminum sebanyak 2 kali dalam diminum sebanyak 2 kali dalam sehari. Untuk membuat rasa gel menjadi lebih enak dapat ditambahkan dengan madu. Penggunaan lidah buaya secara berlebihan dapat menimbulkan gejala mual dan diare hebat. Sebaiknya lidah buaya juga tidak dikonsumsi oleh mereka yang menderita maag kronis dan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Wanita yang menyusui juga tidak dianjurkan mengonsumsi lidah buaya kecuali dalam pengawasan medis.

3. Temulawak
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang sering dijadikan sebagai bahan baku obat tradisional. Selain untuk bahan tradisional, temulawak iuga dapat dijadikan bahan baku kosmetik atau makanan dan minuman segar. Tanaman yang memiliki nama latin Curcuma xanthorriza Roxb ini memiliki bau aromatik tajam, memiliki rasa pahit dan agak pedas. Bagian tanaman yang digunakan adalah bagian rimpangnya.

Cara mengolahnya, cuci 1 ruas temulawak hingga bersih, lalu kupas kulitnya dan iris tipis-tipis dengan ketebalan 7-8 mm. Selanjutnya keringkan di tempat yang terlindung dari panas matahari selama tujuh jam. Temulawak kering dapat ditumbuk hingga menjadi serbuk. Lalu serbuk direbus menggunakan 3 gelas air, rebus selama 15 menit. Setelah dingin airnya disaring. Air saringan temulawak diminum 2-3 kali sehari di antara waktu makan. Temulawak tidak memberikan efek samping setelah diminum. Namun, keluhan pada lambung dapat terjadi jika digunakan dalam dosis yang terlalu banyak.

4. Jahe
Tentu masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan tanaman jahe. Tanaman yang bernama latin Zingiber officinale Rosc selain biasa digunakan untuk menambah aroma rasa pada makanan juga dapat berfungsi untuk obat maag, muntah, diare, hingga gangguan pencernaan lainnya. Jahe mengandung minyak atsiri seperti bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial, linalool, limonene, zingiberol, zingiberene, camphene, oleoresin, gingerol, shogaol. Jahe juga mengandung fenol (gingeol, zingerone), enzim proteolitik (zingibain), vitamin B6, vitamin C, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam linoleat, serta gingerol (golongan alkohol pada oleoresin).

Cara membuat ramuan dari tanaman yang memiliki nama latin Zingiber officinale Rosc ini cukup mudah. Ambil 5 gr rimpang segar lalu rebus dengan 3-4 gelas air selama 30 menit hingga menjadi 1 gelas. Setelan itu disaring dan diminum. Namun saat ini banyak yang sudah tersedia dalam serbuk jahe. Untuk yang serbuk bisa meminum 2-4 gr per hari. Air jahe ini dapat di minum 2-3 Kali sehari baik sebelum atau sesudah makan. Namun jika Anda sedang menjalani terapi obat antikoagulan (pengencer darah) sebaiknya menghindari pemakaian jahe dalam dosis besar.

    Choose :
  • OR
  • To comment
No comments:
Write comments